Sabtu, 03 Februari 2018

Pemanfaatan Smartphone Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Pendidikan yang baik selalu menunjukkan mutu yang berkualitas. Sekolah yang berkualitas selalu dinamis dalam memilih strategi dalam peningkatan mutu. Mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya profesionalitas guru, fasilitas yang memadai dan prestasi siswa. Penyediaan fasilitas didukung oleh guru yang profesional dalam mengajar dapat menghasilkan siswa yang berkualitas.
Pada abad 21 ini, internet sebagai bagian dari teknologi informasi yang diyakini sebagai sumber informasi yang sangat cepat. Teknologi Informasi berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Pengetahuan modern yang baru muncul dalam hitungan detik, tersebar di seluruh dunia. Kemajuan ini semakin pesat, ketika piranti telepon genggam yang dipadu dengan internet berubah menjadi smartphone.  Pada tahun 2017, diketahui bahwa smartphone Android  masih mendominasi laris terjual di pasaran. Harga yang relatif terjangkau menjadi sasaran pelajar dalam menggunakan perangkat ini. Aplikasi yang ada didalamnya juga dapat dikembangkan secara terbuka atau open source, sehingga pengguna aplikasi lebih mudah dalam menggunakan.
Jumlah pengguna handphone di Indonesia tercatat sebanyak 116 juta (Wireless Intelligent, per September 2008) dan menempati urutan ke-6 terbanyak di dunia. Namun pada kenyataan nya, dari sejumlah pengguna handphone di Indonesia ternyata sebagian besar hanya diperuntukkan untuk telepon, SMS dan chatting. Belum banyak yang digunakan untuk pemanfaatan pembelajaran dalam dunia pendidikan. Padahal didalamnya telah tersedia banyak aplikasi pembelajaran berbasis mobile yang bisa diakses secara luas dan gratis. Sebagian besar pelajar tingkat menengah pertama sudah difasilitasi oleh orang tuanya untuk menggunakan HP. Rata-rata siswa menggunakan HP tersebut untuk aktivitas foto selfie atau hanya untuk update di media sosial. Sehingga pemanfaatan HP oleh kaum pelajar masih kurang diperhatikan.
Berdasarkan pengumpulan informasi yang telah dilakukan, cara belajar siswa di sekolah saat ini masih kurang maksimal. Metode belajar siswa sebagian besar melalui buku paket, diskusi perkelompok dan presentasi menggunakan metode ceramah yang kurang interaktif dan tidak kekinian. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran masih sangat minim, khususnya jika diterapkan untuk membantu siswa mempelajari mata pelajaran sains yang terus berkembang.
Banyak para pendidik menggunakan internet guna membantu proses belajar mengajar. Guru juga dapat mengarahkan siswa untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Salah satu alternatif sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam menunjang proses belajar mengajar yaitu penggunaan perangkat telepon genggam sebagai media pembelajaran atau mobile learning. Media ini bersifat Open Education Resources (OER), tetapi ada yang berbayar. OER disini dimaksudkan sebagai sumber belajar yang tidak berbayar dan dapat diakses oleh siapa saja.
Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), OER sebagai sumber belajar terbuka yang dapat dimanfaatkan baik untuk peserta didik maupun pendidik dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar ini diperkenalkan pertama kali oleh UNESCO pada tahun 2002. Berkembangnya OER merupakan bagian dari usaha global untuk menjadikan pengetahuan tersedia untuk semua orang.

Ada beberapa pertimbangan dalam menggunakan smartphone sebagai media pembelajaran di Indonesia. Diantaranya kecepatan internet, standar kurikulum, dan karakter siswa. Ketiga masalah ini mungkin nantinya akan timbul sejalan dengan uji coba penggunaan smartphone oleh anak sekolah. Dari faktor umur, maka balita jaman sekarang sudah banyak dikenalkan smatrphone dan berbagai macam fitur yang ada didalamnya. Ketika media mobile learning ini mulai pada anak Sekolah Dasar, mungkin yang akan terjadi adalah siswa menjadi malas bermain dan akhirnya mereka hanya duduk menghabiskan waktu luangnya untuk bermain smartphone. Begitu juga, ketika seorang siswa Sekolah Menengah Pertama dibiarkan untuk bebas menggunakan smartphone. Tentunya masa ini merupakan usia yang berbahaya, karena sedang dalam masa puber, dimana seorang anak sedang mencari jati diri. Anak SMP ini lebih cenderung suka mencoba-coba dan isengketika melakukan sesuatu. Hal negatif penggunaan mobile learning inilah yang dikhawatirkan. Karena tanpa pengawasan, mereka sudah pintar untuk mengotak-atik aplikasi yang tersedia. Namun, ketika mereka telah menginjak masa SMA, biasanya cenderung akan bersifat cekatan dan banyak ide. Pada masa SMA inilah masa yang tepat dimana seorang siswa dapat dikatakan telah siap menggunakan media pembelajaran mobile. Bahkan jika perlu, aktivitas belajar mereka sehari-hari dituntun untuk senantiasa up date berita terkini. Literasi melalui tugas membaca melalui mobile Learning tentunya akan mengurangi aktivitas bermedia sosial, bermain dan hanya sekedar membuka akun.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian tentang pengaruh pemanfaatan smartphone perlu diteliti lebih lanjut, apakah nantinya dapat bermanfaat bagi siswa atau justru akan banyak merugikan untuk kegiatan pembelajaran.Banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan mobile learning. Namun sebagai manusia yang hidup pada abad 21, tentu kita tidak boleh menghindar. Sudah seharusnya kita mengambil celah yang banyak manfaat dan menguntungkan. Oleh karena itu, adanya Teknologi Informasi pada abad 21 ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Tidak ada komentar: