Pendidikan yang baik selalu menunjukkan mutu yang
berkualitas. Sekolah yang berkualitas selalu dinamis dalam memilih strategi
dalam peningkatan mutu. Mutu pendidikan dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, diantaranya profesionalitas guru, fasilitas yang memadai dan prestasi
siswa. Penyediaan fasilitas didukung oleh guru yang profesional dalam mengajar
dapat menghasilkan siswa yang berkualitas.
Pada abad 21 ini, internet sebagai bagian dari teknologi
informasi yang diyakini sebagai sumber informasi yang sangat cepat. Teknologi
Informasi berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan. Pengetahuan modern yang
baru muncul dalam hitungan detik, tersebar di seluruh dunia. Kemajuan ini
semakin pesat, ketika piranti telepon genggam yang dipadu dengan internet
berubah menjadi smartphone. Pada tahun 2017, diketahui bahwa smartphone Android masih mendominasi laris terjual di pasaran.
Harga yang relatif terjangkau menjadi sasaran pelajar dalam menggunakan
perangkat ini. Aplikasi yang ada didalamnya juga dapat dikembangkan secara
terbuka atau open source, sehingga
pengguna aplikasi lebih mudah dalam menggunakan.
Jumlah pengguna handphone
di Indonesia tercatat sebanyak 116 juta (Wireless Intelligent, per September
2008) dan menempati urutan ke-6 terbanyak di dunia. Namun pada kenyataan nya,
dari sejumlah pengguna handphone di Indonesia ternyata sebagian besar
hanya diperuntukkan untuk telepon, SMS dan chatting.
Belum banyak yang digunakan untuk pemanfaatan pembelajaran dalam dunia
pendidikan. Padahal didalamnya telah tersedia banyak aplikasi pembelajaran
berbasis mobile yang bisa diakses secara luas dan gratis. Sebagian besar
pelajar tingkat menengah pertama sudah difasilitasi oleh orang tuanya untuk
menggunakan HP. Rata-rata siswa menggunakan HP tersebut untuk aktivitas foto selfie atau hanya untuk update di media sosial. Sehingga
pemanfaatan HP oleh kaum pelajar masih kurang diperhatikan.
Berdasarkan pengumpulan informasi yang telah dilakukan,
cara belajar siswa di sekolah saat ini masih kurang maksimal. Metode belajar
siswa sebagian besar melalui buku paket, diskusi perkelompok dan presentasi menggunakan
metode ceramah yang kurang interaktif dan tidak kekinian. Pemanfaatan teknologi
dalam proses pembelajaran masih sangat minim, khususnya jika diterapkan untuk
membantu siswa mempelajari mata pelajaran sains yang terus berkembang.
Banyak para pendidik menggunakan internet guna membantu
proses belajar mengajar. Guru juga dapat mengarahkan siswa untuk memanfaatkan
internet sebagai sumber belajar. Salah satu alternatif sumber belajar yang
dapat digunakan oleh guru dalam menunjang proses belajar mengajar yaitu penggunaan
perangkat telepon genggam sebagai media pembelajaran atau mobile learning.
Media ini bersifat Open Education
Resources (OER), tetapi ada yang
berbayar. OER disini
dimaksudkan sebagai sumber belajar yang tidak berbayar dan dapat diakses oleh
siapa saja.
Menurut United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), OER
sebagai sumber belajar terbuka yang dapat dimanfaatkan baik untuk peserta didik
maupun pendidik dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar ini diperkenalkan
pertama kali oleh UNESCO pada tahun 2002. Berkembangnya OER merupakan bagian
dari usaha global untuk menjadikan pengetahuan tersedia untuk semua orang.
Ada beberapa pertimbangan dalam menggunakan smartphone sebagai
media pembelajaran di Indonesia. Diantaranya kecepatan internet, standar
kurikulum, dan karakter siswa. Ketiga masalah ini mungkin nantinya akan timbul
sejalan dengan uji coba penggunaan smartphone oleh anak sekolah. Dari
faktor umur, maka balita jaman sekarang sudah banyak dikenalkan smatrphone
dan berbagai macam fitur yang ada didalamnya. Ketika media mobile learning
ini mulai pada anak Sekolah Dasar, mungkin yang akan terjadi adalah siswa
menjadi malas bermain dan akhirnya mereka hanya duduk menghabiskan waktu
luangnya untuk bermain smartphone. Begitu juga, ketika seorang siswa
Sekolah Menengah Pertama dibiarkan untuk bebas menggunakan smartphone.
Tentunya masa ini merupakan usia yang berbahaya, karena sedang dalam masa
puber, dimana seorang anak sedang mencari jati diri. Anak SMP ini lebih
cenderung suka mencoba-coba dan isengketika melakukan sesuatu. Hal
negatif penggunaan mobile learning inilah yang dikhawatirkan. Karena
tanpa pengawasan, mereka sudah pintar untuk mengotak-atik aplikasi yang
tersedia. Namun, ketika mereka telah menginjak masa SMA, biasanya cenderung
akan bersifat cekatan dan banyak ide. Pada masa SMA inilah masa yang tepat
dimana seorang siswa dapat dikatakan telah siap menggunakan media pembelajaran mobile.
Bahkan jika perlu, aktivitas belajar mereka sehari-hari dituntun untuk
senantiasa up date berita terkini. Literasi melalui tugas membaca
melalui mobile Learning tentunya akan mengurangi aktivitas bermedia sosial,
bermain dan hanya sekedar membuka akun.
Berdasarkan
pemaparan di atas, penelitian tentang pengaruh pemanfaatan smartphone
perlu diteliti lebih lanjut, apakah nantinya dapat bermanfaat bagi siswa atau
justru akan banyak merugikan untuk kegiatan pembelajaran.Banyak aspek lain yang
perlu dipertimbangkan dalam penggunaan mobile learning. Namun sebagai manusia
yang hidup pada abad 21, tentu kita tidak boleh menghindar. Sudah seharusnya
kita mengambil celah yang banyak manfaat dan menguntungkan. Oleh karena itu, adanya
Teknologi Informasi pada abad 21 ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar