Selasa, 09 Desember 2014

Kisah Pangeran Bermahkota Peci dan Cinderella Bersandal Gunung

Hai pembaca, siapkah anda mendengarkan kisah asmara kali ini? Kisah ini akan membawa hati para pembaca mengetahui betapa perihnya ketika memendam perasaan yang cukup lama, karena adanya kontroversi persahabatan, hati dan prinsip hidup. Sekali lagi, ini bukan masalah percintaan atau rebutan kekasih. Namun, kisah ini terjadi karena kurang beraninya si Cinderella bersandal gunung dalam mendekati pangeran bermahkota peci.

Mari kita simak peluh kesah Cinderella bersandal gunung dalam mengagumi pangerannya...
Di sebuah istana Batu Permata...
Tinggalah seorang Ratu beserta putra mahkota yang tampan nan gagah, tapi sayangnya dia bukanlah seorang yang pemberani. Putra mahkota selalu mengenakan mahkota peci, menjadikan pangeran ini terlihat "alim". Dia Pangeran Gagah yang tak pernah membantah perintah Sang Ratu. Karena kepatuhan inilah, maka sosok pangeran nampak berwibawa yang membuat kaum hawa jatuh pingsan klepek-klepek didekatnya.

Kali ini, sang Ratu meminta untuk membuat sebuah ekspedisi kepada rakyatnya. Ekspedisi kali ini bukan mengenai ekspedisi tulang rusuk bagi sang Pangeran. Akan tetapi, ekspedisi kali ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan Sang Ratu terhadap kondisi lingkungan istana yang semakin memburuk.

Ekspedisi pun di mulai. "Barang siapa mampu mengubah memperbaiki dan memperindah Istana, maka akan diberinya penghargaan menjadi keluarga besar istana."

Semua woro-woro telah disebar ke seluruh penjuru negeri. Waktu sudah hampir tiga bulan, tidak ada seorang pun yang bersedia dan dengan suka rela melakukan kebijakan Sang Ratu. Para menteri-menteri, dayang-dayang pun hanya tertunduk lemah di hadapan Sang Ratu. "Maaf Ratu, tidak ada seorang pun"

Akhirnya sang Ratu pun bergumam...
Hmmm.... rasa-rasanya, selesai nasib istana ini. Tidak ada yang mampu memperbaiki istana. Lalu bagaimana ini Putra ku..??



Pangeran hanya mondar-mandir tanpa kepastian. Tiba-tiba datanglah seorang gadis bersandal gunung melewati istana Batu Permata yang terlihat kotor. Gadis pejalan itu hanya sekedar mampir minum kopi langsung bernada lirih, "Ratu, bagaimana jika paduka memperindah istana."

Sang Ratu pun mengembalikan pembicaaran kepada gadis bersandal, "Barangsiapa mampu mempercantik istana, maka akan aku hadiahkan kepadanya sebuah penghormatan istimewa menjadi bagian dari Istana. Bersediakan kau gadis untuk melakukannya?", pinta Sang Ratu.

Jika Paduka mengijinkan demikian, maka saya laksanakan paduka.

Tidak ada komentar: