Tidak ada yang serakah jika manusia diajarkan mencintai lingkungan sejak dini. Mengikuti jejak naluri untuk mengabdi demi terciptanya generasi muda yang peduli konservasi
Selasa, 20 Juli 2010
Takut....??? GAK TUH...!!!!
Assalamu’alaikum... alhamdulillah, kali ini kabar ku sehat-sehat saja. Hmmm... sepertinya harus menulis lagi karena baru saja saya mendengar teriakan yang cukup memekakkan telinga saya. Apakah yang sebenarnya terjadi.?
Jadi seperti ini ceritanya...
Ketika saya sedang leyeh-leyeh di kos, tiba-tiba seorang cucu ibu kos berteriak, “Emak, ono kecoak iki lho.”
Jawab emak, “ndi ta, hes? Kon iku lho, lha wong gak ono ngene kok.”
Hesty sang cucu kembali membantah, “iku lho mak, nang bolongan ono loro.”
“Hes, kon iku lho. Iki nggowo’o gepuk. Ngko nek metu maneh lewat bolongan iku gepuken.”
Langsung saja si Hesty melangkahkan kakinya ke dalam jedding. Baru 2 langkah, ia langsung berlari keluar. Dan berteriak ketakutan, “iku lho mak, kecoak’e...” (hyeyeyeye... sambil menangis ketakutan).
“GubraaaakkkKKkkkkk.....”
Padahal belum si emak meninggalkannya dari jedding. Emak langsung menggepuknya. “Wes iki lho Hes, wes gak ono. Ndang mlebuo kono.”
Selesai...
Sedikit cerita pengantar ini akan memberikan sedikit gambaran kepada kita. Sebenarnya masalah apa yang terjadi pada mereka akan hal itu. Karena selama ini, saya merasa menjadi orang yang tak pernah takut dengan apapun. Kecuali terhadap Dia, Sang Pencipta.
Saya memiliki seorang ibu yang beliau ini sangat takut atau istilahnya itu jijik sekali dengan cacing. Entah kenapa? Saya tidak tahu jawabannya. Mungkin juga karena ibu saya itu jijik dengan binatang yang berlendir dan lentur serta dapat menyebabkan cacingan itu. Mungkin saja, iya...!!!
Kedua, saya memiliki seorang “lek” laki-laki dari ayah, yang beliau itu sangat takut
sekali terhadap ular. Setahu saya, hal ini karena “lek” saya itu dulu, ketika belau sedang tidur di kamar, beliau ejatuhan seekor ular hijau (ular bajing) yang masih kecil. Dan kemudian setelah sekarang bertemu dengan ular, beliau langsung lari. Padahal lho za, umurnya itu sudah 50 tahunan. Hehe...
emang ini photo ular berbisa, tetapi jangankan takut. hal seperti ini hanya cukup dihadapi dengan hati-hati.
Lagi-lagi ini cerita konyol, “lek” laki-laki dari ibu ini sangat histeris sekali ketika diincloki ulat. Langsung saja, lari nek ada ulat. Haduh..haduh... gak tau juga kok bisa-bisanya lho. Padahal kan ulat tuh Cuma diem. Sejarahnya sie gini, kalo “lek” ini tuh takut dengan ulat gara-garanya dulu, waktu kecil dibuatin mainan ulat-ulatan dari cabang daun pepaya. Trus ulat mainannya itu ditepelkan dipunggungnya. Nah, karena nek anak kecil itu ditakut-takuti malah jadi takut beneran. Dan ketakutannya itu malah semakin menjadi sampai dewasa entah sampai tua atau tidak. Ketakutan dengan ulat ini sama dengan yang dialami oleh kakak ipar saya.
padahal nie ulat lucu banget kan, imut dech....
Lanjut... cerita kali ini dari kawan-kawan saya. Jadi salah seorang teman saya cowok, sebut saja “D” memiliki keunikan ketika didekati kucing. Nah, emang sie jenis kucing dan keadaan kucing itu berbeda-beda. Akan tetapi, apa salahnya jika itu adalah kucing yang mulus dan cantik seperti “Maya”. Maya adalah nama seekor kucing betina yang ada dijurusan biologi yang paling bagus bulunya, selain itu dia juga tidak cacat dan sangat bersih. Nah, saat duduk-duduk si “D” ini didekati oleh Maya secara diam-diam. Seketika itu, si “D” langsung saja meloncat dari tempat duduknya dan berbicara kotor, “D..........” Astaghfirullahal ‘adziim... Ya, namanya orang benci. Pasti kata-kata dari mulutnya tida bisa di jaga. Hehe... “Ojo ngono ta “D” nak karo kucing itu, kucingnge lho gak duwe salah opo-opo kok zo. Kon iku sik aneh, karo kucing ae gilo.” Nasehat seorang teman...
Dan ini dia, temen ku yang biasanya gilo banget nek ketemu avertebrata. Siapakah dia..??? Dia adalah, si betina tangguh “C”... Ia, dia itu adalah seorang yang begitulah. Kalo ketemu hewan avertebrata mesti ngono, ada ajah sikap yang ditunjukkan. Teriak kek atau bilang hiiii, atau apalah yang menunjukkan ekspresi hiii-nya itu. Tapi kalo hewan-hewan sik gede sih nggak, apalagi nek burung. Semangat’45 banget dech.
Terakhir, adikku nie ya. Lucu kok, cewek tapi sedikit tertular sifat kecowokan ku. Tapi ada satu yang diwedeni. Apakah itu?? Dia itu, tawon. Haha... ya gitu dech, ceritanya dulu waktu dia berumur 4 tahun, kan ada sebuah almari yang lemari itu ditempati tawon. Padhakke lemari ku iku glodhogan. Nah, kan dia mau lewat, gak taunya dia lewat di pintu masuk tawon. Ya uwislah, 10 tawon mengentupnya. Haduw.... Haduw... mesti sakit banget tuh. Nah, jadi nek ada tawon, zow adik ku agak. Hiiii ngono lah...
Hmmm... sudah ah, capek. Sampe sekarang aku masih belum punya solusinya untuk menghilangkan rasa-rasa seperti itu. Semoga mereka berusaha sendiri yang memiliki kendala masalah-masalah itu. Solusi saya, sekarang ini bukan jamannya memikirkan ketakutan atau kejijikan kita pada suatu apapun.
Seperti halnya manusia, dia diciptakan juga bukan sebagai makhluk yang memiliki kesempurnaan. Meskipun memeng makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akan tetapi dari itu semua, marilah kita berfikir sebagaimana otak ini telah diciptakan adalah untuk membuat diri kita menjadi orang yang sebaik-baiknya di mata ALLAH, sang Pencipta. Semoga Allah memberi jalan kemudahan. Amin... “karena sesungguhnya dzat yang pantas ditakuti di muka bumi ini adalah Allah SWT.”
Astaghfirullahal’adziim....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar