Rabu, 28 Juli 2010

Ku Ingat Waktu Kecil...

Ada banyak pelajaran yang dapat saya ambil, ketika saya menapakkan kaki di sebuah KB-TK Mujahidin, Perak Surabaya. Sebuah KB-TK Islam yang sangat bagus kualitasnya serta biayanya juga jelas mahal. Aku melihat, banyak anak kecil yang berseragam. Mereka bersepatu rapi, diantarkan oleh ibunya dengan menggunakan mobil rata-rata. Enak rasanya ketika saya melihat mereka dengan kelebihan itu. Saya jadi mengingat siapa diri saya ketika saya kecil dulu. Ketika keluarga saya lengkap, ada bapak, ibu, mas dan adik. Suasana keluarga begitu ramai sekali.



Pada waktu kecil, saya sangat nakal, istilahnya mbeling. Seingat saya, mbeling itu saya ingat ketika umur saya menginjak 4,5 tahun. Pada umur itu saya sudah menginjak TK, dengan memiliki umur relatif lebih muda dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain. Entah darimana didikan yang menjadikan saya mbeling ini muncul. Setahu saya ini alami yang muncul dari dalam diri saya untuk mengembangkan siapa saya.

Jelas sekali, nampak sampai sekarang dan terbukti pada diri saya. Sekarang ini, dibangku kuliah saya dipanggil pendekar, ada yang memanggil saya “boy”. Dan ketika SD sampai dengan Madrasah ‘Aliyah saya dipanggil preman. Dan sebutan-sebutan lain yang pada intinya mereka menyamakan saya seperti laki-laki.

Entah kenapa gitu, saya kok dari kecil itu selalu bermain dan lebih senang bergaul dengan laki-laki. Mulai sejak TK, saya memiliki teman hanya laki-laki. Sering sekali saya berrmain dengan mereka. Bahkan waktu TK dulu saya serasa memiliki genk, yang terdiri dari Rio, Panji dan Ari. Ada dua lagi teman cowok TK, tetapi mereka justru yang kami jadikan sasaran kenakalan kami. (Dasar nakal sekali ya, aku ini....). Ada juga teman cewek, seperti Dhika, Eva dan Nurul. Tapi saya tidak pernah bermain dengan mereka. Mungkin alasan saya waktu itu, saya tidak suka bermain dengan anak-anak cewek yang sukanya teriak-teriak, kemayu dan suka pamer. Nah mungkin itu dia alasan yang menyebabkan saya menjadi malas berteman dengan teman cewek. Mungkin ini alasan saya. Tapi za, saya tidak bisa memungkiri bahwa cewek mungkin ditakdirkan menjadi seperti mereka dan bukan seperti saya.

Waktu TK saya, saya berpenampilan seperti laki-laki. Saya memakai baju dan dengan bawahan celana. Padahal, teman-teman saya yang lain menggunakan rok semua loch. Dengan Pe-De-nya saya mengenakan itu kurang lebih selama 6 bulan. Tapi, akhirnya lama-lama saya merasa malu dan semakin mengerti dengan keadaan. Dengan keahlian ibuku ini, jadilah sebuah rok lucu untukku. Oh iyya, sebelum saya tahu keadaan, saya dulu sering diajak kemasjid oleh bapak saya. Apa yang saya kenakan saudara-saudara? Sebuah sarung, baju lengan panjang putih serta sebuah kopyah. Masya Allah,,, saya dulu yang “ngedrell” bapak saya untuk membelikan kopyah untuk saya (Hoho... Nakal sekali, saya ini). Sebenernya saya malu menceritakan ini semua. Tapi mau gimana lagi, ini sejarah.

Waktu TK aku diberi sepeda oleh saudaraku. Sepeda kecil imut, kira-kira dengan diameter ban belakan 20cm, dan tinggi dari ‘sedel’ dari sepeda itu maksimal 2/3 dari panjang lutut ku. Nek mbayangin, mesti imut banget dech. Setiap pergi ke TK, pasti tak bawa. Dan pulangnya buat balapan dulu sama temen-temen cowok ku. Hehe... hampir saja aku lupa. Jadi gini, temen-temen cewek ku kan pada punya sepeda baru, sepeda mini gitu. Nah, mereka berputar-putar mengelilingi sebuah kolam cinta namanya (sekarang wes dibubrah). Gak tau kenapa, ketika keasyikan putar-putar itu ada yang kecebur kolam. Hwaaa,,, dan ternyata itu adalah si Wenny Andika alias Dika, cewek yang paling iiiiihhhh menurut ku, waktu itu. Hehe... (peace, za Dika). Jelas saja, sebagai anak TK yang masih polos aku ikut menertawakannya bersama genk ku. Langsung saja, teman-teman ku yang lain dimarahi oleh ibu guru. Akhirnya tak ada lagi yang berani bermain-main didekat kolam itu.

Diumur 4,5 tahun ini saya sudah berani menaiki sepeda jengki. Yaitu sepeda yang memiliki ukuran untuk orang dewasa. Padahal teman-teman saya yang lain, bahkan cowok pun belum ada yang bisa. (Terima kasih Bapak, Kau telah mengajarkan ku banyak hal). Memang aku dulu nakal banget. Nakalnya itu ya nakalnya anak-anak. Meskipun sampe nangis njempret-njempret, tapi setidaknya nakal itu menjadi hasil yang luar biasa dalam hidupku di hari ini.

Bapak, aku kangen... adakah tempat untuk kita bertemu? Haruskah aku juga menyusulmu ke tempat yang jauh itu? Ya, Allah... Senandung Kerinduan untuk Bapakku “Allahummaghfirlii wali waalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaa nii shaghiiroo”
Hey,,, aku melihat ada seorang anak laki-laki yang keluar dari kelas Kelompok Belajar (KB). Dia sedang tolah-toleh di depan pintu kelas. Apa yang terjadi, saudara-saudara,,, dia langsung menangis keras sekali, ketika diajak ibu gurunya masuk kelas. Suara tangisannya terdengar memanggil mamanya, “Muaaamaaaaaaaaa..... hhhheeeeeee.... Muaaaaamaaaaaaaaa........” Dalam hatiku aku berpikr lagi, kalo besar mau jadi apa ya anak ini. Ya sudah, mungkin sudah hidupnya nanti akan dimanja. Memang dia tidak sama dengan saya. Dia anak yang pantas mendapat kasih sayang lebih, sedangkan saya harus berusaha untuk mendapatkan kasih sayang itu.

Pernah suatu usaha aku lakukan. Ketika itu ibuku hendak pergi ke toko, yang jauhnya kira-kira 1,5 km. Dan ibuku pergi dengan cara nglimpekke aku. Aku yang melihat seklibetan ibuku, langsung saja mengejarnya. Ibuku tidak peduli, terus saja mengayuh sepeda tanpa memperdulikan aku. Aku pun tidak peduli dengan jarak yang ku tempuh dengan kaki mungilku ini. Dan setelah ibuku jauh sekali, aku hanya dapat berlari sejauh 0,5 km, akhirnya aku putuskan untuk “ndlosot” dan menangis. Aku berpikir ketika aku menulis ini, kenapa perjuangan itu tidak aku teruskan? Aku takut ini menjadi pembawa hidupku kedepan. Tapi, aku tak mau berjuang setengah-setengah. Tetap semangati aku, ibu dan semua keluargaku.


ini adalah foto kami bertiga, hanya inilah satu-satunya foto jadul keluarga ku. Ini adalah harta terbesarku. Semoga restu ibu kami tetap mengalir kepada kami bertiga, dan ilmu-ilmu yang telah bapak kami ajarkan, senantiasa akan turut mengarahkan kami ke jalan yang benar.

Inilah sedikit cerita waktu aku kecil dulu, waktu yang sudah bisa kuingat semenjak aku dilahirkan. Semoga, Allah kan selalu menjaga dan memberikan kita segala sesuatu yang terbaik. Bapak,,, semoga engkau nyaman disana. Takkan pernah ku lupa atas ilmu-ilmu yang kau berikan dan selalu terucap do’a-do’a untukmu diatas sajadah merah ku. Ibu,,, kau lah motivator utama dalam hidupku. Meski bapak sudah tiada, Kau bisa menjadi Pelengkap atas keluarga ini. Terima kasih Ibu, atas semua kasih sayang, do’a dan juga restu mu telah membuatku menjadi yakin untuk selalu melangkah. Semoga engkau selalu diberi kesehatan dan diberikan kesabaran untuk menghadapi kehidupan ini. (Kok aku jadi miris gini za, sampe mengeluarkan air mata). Mas, Mbak ipar, dan adikku tetaplah jaga ibu. Jangan banyak ngrepotin ibu ya. “...Aku Cinta Kalian Semua...”

Selasa, 20 Juli 2010

Takut....??? GAK TUH...!!!!




Assalamu’alaikum... alhamdulillah, kali ini kabar ku sehat-sehat saja. Hmmm... sepertinya harus menulis lagi karena baru saja saya mendengar teriakan yang cukup memekakkan telinga saya. Apakah yang sebenarnya terjadi.?

Jadi seperti ini ceritanya...

Ketika saya sedang leyeh-leyeh di kos, tiba-tiba seorang cucu ibu kos berteriak, “Emak, ono kecoak iki lho.”

Jawab emak, “ndi ta, hes? Kon iku lho, lha wong gak ono ngene kok.”

Hesty sang cucu kembali membantah, “iku lho mak, nang bolongan ono loro.”



“Hes, kon iku lho. Iki nggowo’o gepuk. Ngko nek metu maneh lewat bolongan iku gepuken.”

Langsung saja si Hesty melangkahkan kakinya ke dalam jedding. Baru 2 langkah, ia langsung berlari keluar. Dan berteriak ketakutan, “iku lho mak, kecoak’e...” (hyeyeyeye... sambil menangis ketakutan).

“GubraaaakkkKKkkkkk.....”

Padahal belum si emak meninggalkannya dari jedding. Emak langsung menggepuknya. “Wes iki lho Hes, wes gak ono. Ndang mlebuo kono.”

Selesai...

Sedikit cerita pengantar ini akan memberikan sedikit gambaran kepada kita. Sebenarnya masalah apa yang terjadi pada mereka akan hal itu. Karena selama ini, saya merasa menjadi orang yang tak pernah takut dengan apapun. Kecuali terhadap Dia, Sang Pencipta.

Saya memiliki seorang ibu yang beliau ini sangat takut atau istilahnya itu jijik sekali dengan cacing. Entah kenapa? Saya tidak tahu jawabannya. Mungkin juga karena ibu saya itu jijik dengan binatang yang berlendir dan lentur serta dapat menyebabkan cacingan itu. Mungkin saja, iya...!!! 



Kedua, saya memiliki seorang “lek” laki-laki dari ayah, yang beliau itu sangat takut
sekali terhadap ular. Setahu saya, hal ini karena “lek” saya itu dulu, ketika belau sedang tidur di kamar, beliau ejatuhan seekor ular hijau (ular bajing) yang masih kecil. Dan kemudian setelah sekarang bertemu dengan ular, beliau langsung lari. Padahal lho za, umurnya itu sudah 50 tahunan. Hehe... 


emang ini photo ular berbisa, tetapi jangankan takut. hal seperti ini hanya cukup dihadapi dengan hati-hati.

Lagi-lagi ini cerita konyol, “lek” laki-laki dari ibu ini sangat histeris sekali ketika diincloki ulat. Langsung saja, lari nek ada ulat. Haduh..haduh... gak tau juga kok bisa-bisanya lho. Padahal kan ulat tuh Cuma diem. Sejarahnya sie gini, kalo “lek” ini tuh takut dengan ulat gara-garanya dulu, waktu kecil dibuatin mainan ulat-ulatan dari cabang daun pepaya. Trus ulat mainannya itu ditepelkan dipunggungnya. Nah, karena nek anak kecil itu ditakut-takuti malah jadi takut beneran. Dan ketakutannya itu malah semakin menjadi sampai dewasa entah sampai tua atau tidak. Ketakutan dengan ulat ini sama dengan yang dialami oleh kakak ipar saya.


padahal nie ulat lucu banget kan, imut dech....

Lanjut... cerita kali ini dari kawan-kawan saya. Jadi salah seorang teman saya cowok, sebut saja “D” memiliki keunikan ketika didekati kucing. Nah, emang sie jenis kucing dan keadaan kucing itu berbeda-beda. Akan tetapi, apa salahnya jika itu adalah kucing yang mulus dan cantik seperti “Maya”. Maya adalah nama seekor kucing betina yang ada dijurusan biologi yang paling bagus bulunya, selain itu dia juga tidak cacat dan sangat bersih. Nah, saat duduk-duduk si “D” ini didekati oleh Maya secara diam-diam. Seketika itu, si “D” langsung saja meloncat dari tempat duduknya dan berbicara kotor, “D..........” Astaghfirullahal ‘adziim... Ya, namanya orang benci. Pasti kata-kata dari mulutnya tida bisa di jaga. Hehe... “Ojo ngono ta “D” nak karo kucing itu, kucingnge lho gak duwe salah opo-opo kok zo. Kon iku sik aneh, karo kucing ae gilo.” Nasehat seorang teman... 



Dan ini dia, temen ku yang biasanya gilo banget nek ketemu avertebrata. Siapakah dia..??? Dia adalah, si betina tangguh “C”... Ia, dia itu adalah seorang yang begitulah. Kalo ketemu hewan avertebrata mesti ngono, ada ajah sikap yang ditunjukkan. Teriak kek atau bilang hiiii, atau apalah yang menunjukkan ekspresi hiii-nya itu. Tapi kalo hewan-hewan sik gede sih nggak, apalagi nek burung. Semangat’45 banget dech. 



Terakhir, adikku nie ya. Lucu kok, cewek tapi sedikit tertular sifat kecowokan ku. Tapi ada satu yang diwedeni. Apakah itu?? Dia itu, tawon. Haha... ya gitu dech, ceritanya dulu waktu dia berumur 4 tahun, kan ada sebuah almari yang lemari itu ditempati tawon. Padhakke lemari ku iku glodhogan. Nah, kan dia mau lewat, gak taunya dia lewat di pintu masuk tawon. Ya uwislah, 10 tawon mengentupnya. Haduw.... Haduw... mesti sakit banget tuh. Nah, jadi nek ada tawon, zow adik ku agak. Hiiii ngono lah... 




Hmmm... sudah ah, capek. Sampe sekarang aku masih belum punya solusinya untuk menghilangkan rasa-rasa seperti itu. Semoga mereka berusaha sendiri yang memiliki kendala masalah-masalah itu. Solusi saya, sekarang ini bukan jamannya memikirkan ketakutan atau kejijikan kita pada suatu apapun.
Seperti halnya manusia, dia diciptakan juga bukan sebagai makhluk yang memiliki kesempurnaan. Meskipun memeng makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Akan tetapi dari itu semua, marilah kita berfikir sebagaimana otak ini telah diciptakan adalah untuk membuat diri kita menjadi orang yang sebaik-baiknya di mata ALLAH, sang Pencipta. Semoga Allah memberi jalan kemudahan. Amin... “karena sesungguhnya dzat yang pantas ditakuti di muka bumi ini adalah Allah SWT.”

Astaghfirullahal’adziim....

Senin, 19 Juli 2010

tadi malam...

tadi malem... 18 Juli 2010 sekitar jam 18.45, aku melihat si Tyto alba terbang lewat jurusan. ketika itu, aku sedang cari angin malam di atas jurusan HIMABITS bersama seorang teman yang sedang ada masalah.

Hoho... menyenangkan sekali. Karena saat itu langit cerah sekali. Terlihat terang karena kami dapat melihat bintang. Hmmmm.... sungguh menyenangkan.


diunggah dari www.bbc.co.uk/nature/species/Barn_Owl

Benarkah si Tyto alba ataukah kuntul..?



Haha... mungkin hanya halusinasi atau opo kuwi jenenge... dari dalam pikiran ku yang sangat mengharapkan si cantik Tyto alba

Jumat, 09 Juli 2010

Senengnya bermain di Candi Prambanan Jogja

Hari pertama, saya hanya membawa kamera digital saja yang baterainya kendap-kendip mau mati. terlihat burung-burung yang terbang diatas Candi Shiva. di atas Candi yang terbesar itulah ada kira-kira sepuluh burung yang tak dapat saya identifikasi karena terlalu tinggi. Sehingga saya hanya dapat menikmati keindahan terbang mereka.

Hari telah berganti, saatnya saya kembali mempersiapkan binokuler yang telah saya persiapkan dari Surabaya (pinjeman dari peCUK). Saya beraksi dengan Hunter dari peCUK dan sebuah kamera digital. Whuaaa,,, betapa menyenangkan. Mereka semua ada diposisi yang cukup rendah, kurang lebih 5 meter dari mata saya. Menakjubkan, saya dapatkan fotonya.



Upz... salah ambil za?? ya MAAP, pengen narsis dikit boleh dunk. yupz, dibawah ini ada kok photonya. meski gak sebening photo diatas. Hehe :)

Ini merupakan salah satu photonya yang saya dapatkan di Candi Prambanan. Dia merupakan SUKU PLOCEIDAE yaitu si Padda oryzivora, ternyata cantik banget dan menjadi Penghias Candi Prambanan. Awalnya saya tidak tau identitasnya. bahkan sempat saya berkenalan lebih dalam, hingga saya mendapatkan photo terbaiknya hanya dengan kamera digital. Dan saya akui memang bukan hasil jepretan photo yang bagus. Akan tetapi setidaknya ini merupakan salah satu bukti bahwa keberadaannya masih cukup ada di Candi Prambanan, Jogjakarta.

Gelatik Jawa Padda oryzivora, pada saat ini memiliki status keterancaman yang dikategorikan dalam Vulnerable (Rentan). Dikategorikan demikian mungkin karena keteranamannya adanya pemburuan liar. Dengan melihat warna bulunya yang indah mungkin saja membuat orang terkagum. Seperti halnya saya yang melihat pertama kali, langsung terpesona akan paruhnya yang nge-pink.



Nie dia, asli burungnya tuh begini loch... Cantik kan?? Ben ketok cetho



Saya berharap, kita dapat bersama-sama untuk melindungi akan keberadaannya di alam bebas. Burung juga makhluk hidup. Ia mempunyai perasaan yang sama seperti manusia untuk terbang bebas, bukan dalam sangkar yang senantiasa terjeruji di dalam kerangkeng bambu maupun kayu.