Jumat, 25 Juni 2010

Selasa, 22 Juni 2010

SAYANGNYA, AKU BELUM SEMPAT MENGENAL MU



Dua kali saya melihat burung hantu. Cerita berawal dari liburan saya di Jogja. Ketika itu saya hendak liburan ke Pantai Glagah, Kulon Progo. Sebelum nyemplung di pantai, kami putuskan beristirahat sejenak untuk menunaikan ibadah shalat Dzuhur di Masjid Temon bersama dengan Tonik, Aris dan Parman. Setelah shalat, tidak segera kami pergi ke pantai karena pada saat itu matahari sedang terik. Hari itu adalah hari sabtu, 29 Mei 2010 tepat bertengger pada cabang pohon melinjo di depan Masjid. Terlihat 2 ekor burung hantu yang sedang berdiam diri. Entah seperti apa jelasnya dari spesies burung hantu itu. Sangat bodohnya aku, karena saat itu aku ragu untuk membawa kamera. Untung saja ada salah seorang temanku yang Hpnya cukup bagus, jadi sempat terfoto burung hantu itu. Meskipun tidak jelas, tetapi setidaknya dapat menjadi bukti bahwa itu memang burung hantu. Setelah mendapatkan foto yang tidak terlalu bagus itu, maka kami memutuskan untuk meninggalkan tempat ibadah itu. Dan akhirnya saya dapat liburan di Pantai Glagah bersama dengan teman-teman saya.

Saya pulang ke rumah dengan keadaan sudah capek. Beristirahatlah kemudian diatas kasur yang empuk bersandingkan banyak bantal di samping saya. “Whuaaaah....” saya sudah menguap berkali-kali dan sampai akhirnya saya tertidur. Saya tidak sadarkan diri sampai pukul 01.00 WIB, terbangun dan kaget. “Aku kan durung shalat ‘Isya...” kataku dalam hati. Segera saya tinggalkan tempat tidur, dan menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi, saya merasa merinding, ditambah lagi suara “Hwek....hwek....hwek....”. Suara burung hantu, yang nampak begitu dekat suaranya. Hmmmm menyeramkan. Setelah sholat, saya lanjutkan kembali tidur saya.

Akhirnya, pagi juga. Setelah tidur dengan waktu yang cukup lama, saatnya menikmati liburan di rumah. Seharian penuh pada tanggal 30 Mei 2010 itu hanya nganggur saja di rumah. Tidak ada sesuatu yang bisa dinikmati kecuali nge-teh bareng dengan keluargaku. Siangnya santai-santai saja sambil menonton TV. Entah ada insting apa, kok saya jadi penasaran dengan burung kecil yang bersuara dengan begitu indahnya. Langsung saja saya bangkit dari tempat duduk saya, dan saya sikat kamera yang ada di kamar kakak saya.



Kagum saya dengan burung madu sriganti yang begitu banyak di pohon melinjo itu. Begitu banyak dan indah sekali. Saya menjadi tertarik untuk memotretnya, tapi susah sekali untuk mendapatkan fotonya yang bagus karena geraknya yang aktif. Dengan tidak sengaja, saya melihat seekor burung hantu yang bertengger di pohon melinjo itu. Langsung saja saya foto. Dan saya panggil ibu saya untuk ikut melihatnya. Maka datanglah ibu, adik, mas dan mbak saya untuk ikut melihatnya. Secara sebagai wong ndeso, maka ributlah keluarga saya ketika melihat burung hantu itu. Sehingga, sebagai akibat buruknya burung hantu itu terbang dan saya tidak dapat mengidentifikasinya lagi.

Ku berharap, burung itu takkan jauh-jauh dari rumahku. biarpun serasa serem tiap malem, tapi aku tetap ingin suara itu akan memerindingkan ku setiap aku ke kamar mandi. Jadi, sewaktu aku pulang mesti akan ada yang menyambutku.

Minggu, 20 Juni 2010

Kisahku di Hutan Kampus



Hutan kampus merupakan kawasan yang dimiliki oleh ITS. lokasi ini masih berupa kawasan yang masih alam, didalamnya terdapat kebun, hutan, rawa-rawa, sawah dan sungai. Pecukers biasanya melakukan pengamatan ditampat ini. Banyak satwa yang ada didalamnya, terutama burung.

setiap pagi, biasanya jam 06.00 WIB saya beserta pecukers bahkan kadang-kadang sendirian masuk ke dalam hutan kampus. Suara pertama yang saya dengar adalah suara Bubut. sampai ditengah hutan, mulai kita dapat menikmati keindahan dan kebesaran burung ini. Warna bulu sayapnya yang coklat mengkilap sangat jelas kelihatan menakjubkan. suaranya yang terdengar nyaring dan keras selalu menggugah ku untuk melangkahkan kaki untuk mendekatinya. menakjubkan karena dapat mengamati perilakunya.

Selanjutnya saya tadi, masuk ke hutan kampus sendirian. Eh, di bawah pohon jambu ada bapak petani yang omongannya patut untuk di hajar. Omongannya itu tidak dapat dijadikan teladan sebagai sesepuh. upz...untung saya bersikap hormat kepada beliau, jadi saya bisa menahan diri saya untuk bertindak munkar. hehe... Saya hanya menanggapi omongannya yang penting saja. akhirnya lewat sudah petani nakal itu.

langkah demi langkah , saya langkah kan menuju tengah hutan. awalnya hanya disambut oleh walet sapi (Collocalia esculenta), dan prenjak dan si bondol Haji (Lonchura maja). semoga orang yang sudah haji tidak menjadi sepertinya, yang hanya pindah-pindah tidak memiliki pendirian. Isone melu-melu.
terbangpun tidak jelas arahnya, ngikut arus.


photo nie dari FOBI. maaf bukan jepretan sendiri...

Akhirnya sampai di kebun pisang, terlihat seekor Kokoan Laut (Butorides striatus) yang menegejutkan ku dari belakang atas ku. Dan sampai ke dalam, aku hanya mendengar suara dari Careo padi tanpa melihat wujudnya. sampai akhirnya di pengujung hutan, dimana ditepat itu terdapat sebuah pohon lamtoro yang mati. pohon ini merupakan tempat favorit Caladi Tilik (Dendrocopos moluccensis). Tadi, saya melihat 2 ekor yang biasanya emberikan suara "tuk, tuk, tuk,...". Luar biasa... harus diulangi lagi untuk bertemu dengannya. oiza, tidak upa juga, seekor burung madu sriganti (Cinnyris jugularis) juga mau bertemu dengan ku di pohon lamtoro yang sudah mati.

Dan, hutan kampus saatnya untuk dipetakan. seperti halnya taman nasional baluran serta wonorejo. kali ini saatnya hutan kampus... ayo, nikmati liburan semester ini untuk pengamatan dan pemetaan burung di Hutan Kampus...