Rabu, 24 Februari 2010

Gelombang Besar Membuat Resah Para Nelayan

Kawasan wisata Pantai Bugel yang terletak di kabupaten Kulon Progo, Jogjakarta merupakan kawasan pantai yang jarang dikunjungi oleh wisatawan-wisatawan. Tempat ini diapit oleh Pantai Trisik dan Pantai Glagah. Para nelayan banyak menggunakan lokasi tempat ini sebagai tempat untuk mencari ikan. Dengan kondisi pasir yang lumayan landai sehingga perahu-perahu akan lebih mudah dinaik turunkan daripada di Pantai Trisik.




Akan tetapi akan menjadi suatu permasalahan ekonomi jika terjadi hujan yang lebat sebelum pagi hari tiba. Mengapa demikian? Karena para nelayan ini tidak berani melaut disebabkan tingginya gelombang. Nyawa dari seorang nelayan akan sangat berbahaya apabila melaut dalam kondisi yang demikian. Bayangkan saja apabila gelombang pesisir mempunyai ketinggian 3-4 meter kemudian ditengah laut nantinya juga akan memiliki gelombang mencapai setengah meter. setengah meter dengan ditambah kecepatan angin laut yang besar, maka dapat menjadikan perahu nelayan itu pecah.

Sungguh, luar biasa jika melihat dan merasakan perjuangan para nelayan. Pernah saya berdialog dengan seorang nelayan di pantai ini, ketika itu gelombang sedang besar. Beliau mengatakan, "wah, mbak. Ombak'e gedhe koyo ngene. Ora wani nyemplung. Deloken kae. nek tengah laut ketok pating kretip kui tandane ombak tengah laut gede. dadi poho ora wani nyemplung. Lha ning nek ora nyemplung zo ora duwe duit nggo mangan. Coba tak nileki wetan sik. (Pantai Trisik)."

Mendengar kata-kata bapak itu, sungguh miris rasanya hati ini. Ya, begitulah perjuangan para nelayan. Yang seharusnya para manusia yang sudah enak hidupnya tinggal makan ikannya harus bersyukur atas segala sesuatu yang telah diperolehnya dengan mudah.

Subhanallaah...

Senin, 22 Februari 2010

Manfaat Mangrove



Mangrove inggih puniko ekosistem ingkang estu produktif. Mangrove puniko saged dipun manfaatake kagem kayu bakar, obat-obatan, perikanan lan sakpanunggalanipun. misale kemawon perikanan pantai ingkang sanget dipengaruhi kaliyan kawontenan mangrove.

Mangrove ugi kagungan fungsi penting kagem nglindungi pantai saking sepak terjang ambak, angin lan badai. oyot mangrove puniko saged kamanfaatken dados pengikat lan ugi nyeimbangaken substrat lumpur. lajeng witipun saged ngurangi agenge arus.

Supados mangrove puniko mboten dimanfaatken ngawur dumateng masyarakat ingkang mboten kagungan tanggung jawab, lajeng kawontenaken undang-undang ingkang nglindungi kawasan mangrove puniko. misale kemawon Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 bab Pengelolaan Kawasan Lindung, Undang - Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 33 ayat 3, lsp.

Saking uraian ing nginggil saged kita pundhut kesimpulan, menawi kawasan mangrove puniko wait dilestarikaken ugi dipun jaga ekositemipun wonten ing kawasan-kawasan mangrove.

Kuliah kok ngantuk...?

yach... emang apes nie. gara-gara ngantuk lagi nie. udah nulis sekian banyak, eh lupa gak di save tersisa hanya judul thok.

wew... ngantuk-ngantuk,,,? pergilah kau dari hadapan ku. pergilah dari diriku.

yupz, westak simpen saiki. mugo2 wae aman. meskipun tulisane eleko kae. tapi tetep wae iki tulisan ku. yaaa... jadi pengen nulis dalam bahasa jawa nie... coba ah.

aku berharap mulai hari ini blog ku bisa terisi dengan artikel-artikel bahasa jawa. ya, meskipun hanya terbit 1 tulisan aja dech.

Senin, 08 Februari 2010

Konservasi Semakin Digiatkan di Surabaya

Surabaya merupakan kota yang panas. Karena terkenal dengan banyaknya pabrik industri besar yang ada di sana. Hal ini yang dapat menyebabkan kekhawatiran akan pemanasan global yang ada di dunia ini. Selain itu juga berbagai banyaknya CO2 yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor juga turut menjadikan sesak suatu kota.

Akan tetapi, hal negatif itu terselamatkan atas kata KONSERVASI yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mencintai lingkungan. bahkan Arif Afandi sebagi wakil walikota turut menghijaukan kota Surabaya. Selain itu, harus diketahui juga bahwa makna konservasi itu seperti apa. Konservasi itu sendiri merupakan berasal dari kata Conservation yang terdiri atas katancon together dan servare (keep/save) yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (keep/save what you have), namun secara bijaksana (wise use). Ide ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource (pemanfaatan sumberdaya alam secara bijaksana).

Oleh karena itu, pentingnya kita selalu melakukan balas jasa atas limpahan bumi yang diciptakan Tuhan ini. Yaitu dengan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya. Jadi, tiada salahnya jika ada yang memanfaatkan sumberdaya alam akan tetapi juga wajib untuk menyeimbangkan keadaannya. Dimana kegiatannya dapat dilakukan dengan menanam seribu pohon, mengadakan klub pecinta alam, pengamat burung, dan lain sebagainya sebagai bukti dari kata KONSERVASI tersebut.

Kamis, 04 Februari 2010

Pelepasan Satwa Liar

Konservasi memiliki banyak maksud diantaranya adalah perbaikan lingkungan. Perbaikan lingkungan ini dapat berarti berbagai macam pendapat. Diantaranya adalah penanaman pohon, penghijauan, pelepasan satwa, dan lain sebagainya. Memang, berarti berbagai macam persepsi yang berbeda itu adalah kegiatan yang positif. Akan tetapi akankah suatu kegiatan yang dinilainya itu memang benar-benar positif untuk semuanya ataukah hanya sebagian kecil saja yang merasakan dampak positifnya. Oleh karena itu, perlu adanya sikap maupun tindakan yang harus dilakukan untuk benar-benar mengerti akan konservasi yang sebenarnya. Karena sedikit dari suatu kepedulian itu juga akan menjadikan dampak yang besar.

Berbagai media mengabarkan bahwa pada hari Sabtu, 23 Januari 2010 telah dilakukan kegiatan berupa pelepasan satwa liar berupa kera dengan jumlah 20 ekor dengan lokasi di Wonorejo dan Gunung Anyar. Alasan yang diberikan karena sudah terbentuknya kawasan konservasi tersebut sehingga akan menjadi lebih baik jika ditambahkan satwa lain. Yang akan menjadi lebih menggelitikkan orang-orang konservasi bahwa kegiatan ini sunggh menyayangkan. Karena apa, saya sendiri sebagai penulis yang belum lama berkecimpung dalam dunia konservasi turut prihatin akan adanya kegiatan tersebut.

Dalam waktu satu minggu lagi akan diadakan kegiatan WBWR 2010 (WatchingBird Watching Race) yang dilaksanakan oleh KSBL PECUK ITS Surabaya dengan lokasi di Gunung Anyar. Sedangkan pada saat itu baru saja dilepaskan beberapa ekor kera. Dan harapan yang selalu terbesit dalam pikiran ini adalah semoga kera-kera itu tidak akan menjadikan tempat perlombaan itu menjadi kacau. Karena bagaimanapun juga, jelas saja bahwa jika suatu kera liar yang tidak tahu bagaimana dahulu latar belakang dari satwa ini berasal. Sehingga kemungkinan mereka masih harus menyesuaikan keadaan yang baru bagi mereka.

Oleh karena itu, saya sebagai orang yang kontra dengan aksi pelepasan satwa liar di Wonorejo dan Gunung Anyar tersebut merasa was-was jika para pengamat burung malah akan melakukan pengamatan terhadap kera-kera itu. Dan yang menjadi masalah lagi adalah apabila kera-kera itu malah akan berpose di depan binokuler dan monokuler para peserta.


Malah lebih akan mengejutkan lagi bahwa mereka akan sama-sama saling berkejar-kejaran dengan kera-kera tersebut. Akan tetapi, dengan harapan positif semoga segala hal yang negatif dan akan menjadi ketidaksuksesan itu yidak ada.