Senin, 10 Mei 2021

Botol Kosong Terisi

Kali ini, ku coba mengibaratkan diri menjadi sebuah botol kaca bekas minuman yang ditinggalkan oleh peminumnya.

ditepi jalan, Berhari-hari, aku ditinggalkan. Dipisahkan dari kawanan ku dari dalam kulkas.

Para pejalan pun hanya melewatiku,

sesekali aku ditendang

Bahkan sempat menggelinding

Tapi, Masih tetap ditepi jalan

Ku pikir, akan ad yang mengembalikan ke kawanan ku

Tapi hingga berbulan-bulan, tetap saja aku  ditempat

Hingga akhirnya aku kusam

Karena Panas teriknya matahari tak terpayungi

Hingga Hujan begitu derasnya mengisi mulut botol ku..

Dan Kini aku terisi...

Lalu, tiba-tiba ada seorang anak kecil datang membawa sebatang kayu sumpit

Mukanya marah dan memerah

Awalnya aku takut dibanting

Lalu dia Memukul-mukul tubuh rampingku sambil berjongkok

Dan tubuhku berbunyi ting ting suara nyaring

Anak itu pun duduk selonjor, memainkan botol kosong berisi air

Kemudian ank kecil itu berdiri, berjalan lagi selangkah

Dia lihat botol yang lain

Diambilnya dan dipukul botol tersebut

Dia mainkan keduanya dengan irama emosi

Sambil geleng-geleng anak kecil pun tersenyum sambil bernyanyi

Si botol kaca pun tersenyum dan bergembira

Kini dia tak sendiri

Bekas bukan berarti tak berguna

Terdampar bukan berarti tak ad yang menemani

Emosi bukan berarti tak perduli

Karena semua kini menyatu dalam janji

Irama botol kaca bersama satuan emosi

Tidak ada komentar: