Tidak ada yang serakah jika manusia diajarkan mencintai lingkungan sejak dini. Mengikuti jejak naluri untuk mengabdi demi terciptanya generasi muda yang peduli konservasi
Kamis, 18 Maret 2010
Rumah Pohon Sebagai Alternatif Pendidikan Non Formal Khususnya Daerah Terpencil
Melihat kondisi sekolah yang ada diatas sungguh menngenaskan dan iba terhadap apa yang terjadi pada negri ini. Ini merupakan kondisi sekolah yang ada di Madura, Jawa Timur (www.antara-sumbar.com)
Pendidikan merupakan kasus terpenting dalam permasalahan Indonesia. Karena dengan pendidikan, masa depan ini akan ditentukan. Pendidikan meliputi beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor guru, siswa, fasilitas dan sarana serta prasarana. Melihat apa yang terjadi ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai memimpin. Berbagai masalah, misalnya saja perekonomian, kemaritiman serta pendidikan disempurnakan setelah kepemimpinan Megawati. SBY melakukan pembangunan di berbagai sektor dengan dibantu oleh menteri-menterinya, khususnya pendidikan untuk mengembalikan serta memperbaiki keadaan Indonesia menuju masa depan.
Saat ini dunia pendidikan melakukan persaingan dalam pembangunan. Selain itu juga banyak persaingan dalam mendapatkan anak didik yang mampu untuk membayar mahal. Hal ini yang akan menjadi pemicu suatu pendidikan menjadi masalah bisnis. Sedangkan, seharusnya pendidikan itu diperhatikan dengan sungguh-sungguh demi tercapainya tujuan bangsa.
Berdirinya lembaga pendidikan nonformal sebagai lahan bisnis kian merajalela. Seperti halnya SSC (Sony Sugema College), Neutron, Primagama, dan lain sebagainya. Dimana setiap lembaga pendidikan nonformal itu memiliki tarif tersendiri dengan harga yang bersaing dengan lembaga lainnya. Bahkan dari setiap lembaga mencetak buku sendiri dengan harga yang bervariasi sehingga dapat memperoleh tambahan keuntungan.
Keuntungan dari berdirinya lembaga pendidikan nonformal ini adalah sebagai tempat untuk memperdalam ilmu yang diperoleh di sekolah. Selain itu juga masing-masing lembaga mempunyai trik khusus untuk mempermudah anak didiknya dalam belajar. Dalam mengikuti bimbingan pun rasanya santai, karena tidak ada peraturan seperti halnya di sekolah. Sehingga, banyak anak-anak yang mengatakan bahwa mereka lebih suka ikut bimbingan dari pada sekolah.
Dari keuntungan yang tersedia, ada pula kekurangan yang dimilikinya. Kekurangan dari semua lembaga pendidikan nonformal itu adalah ketersediaan mereka yang hanya ada di kota-kota besar atau sedikit juga yang ada pinggiran kota. Sedangkan pada kenyataannya, bahwa anak didik itu tidak hanya di kota. Tetapi ada yang di desa, bahkan ada yang berada di daerah terpencil yang jauh dari pusat pendidikan.
Oleh karena itu, dengan melihat adanya potensi luar biasa yang dimiliki oleh anak-anak yang berasal dari daerah terpencil sama dengan anak-anak yang berada di kota dengan fasilitas pendidikan terpenuhi. Maka dari itu, sudah seharusnya bahwa pendidikan di Indonesia ini harus bersifat menyeluruh. Itu berarti, pemerintah belum menyelesaikan masalah pendidikan secara serius.
Akan tetapi, jika mengingat kondisi medan yang akan dibangun sektor pendidikan tidak memungkinkan. Maka akan muncul berbagai alternatif lain dalam memajukan sektor pendidikan di daerah yang terpencil. Misalnya saja pembangunan fasilitas pendidikan dengan membuat rumah pohon. Pembuatannya lebih ringan serta lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan bangunan dengan semen. Selain itu ketersedian bahan melimpah.
Pada pembuatannya dilakukan diatas pohon besar. Dalam artian rumah pohon disusun secara panggung diantara ranting-ranting besar yang dapat digunakan sebagai penyangga ataupun sebagai tiangnya. Segi artistiknya dapat dibuat dalam bentuk sederhana seperti gubug atau bahkan di buat seperti rumah-rumahan yang sudah ada pada saat ini. Sedangkan untuk naiknya digunakan tangga.
Keefektifan penggunaan rumah pohon ini adalah di daerah yang banyak pohon-pohon. Misalnya di daerah tambak, pegunungan, maupun di desa terpencil. Desa terpencil yang ada di Indonesia yang memiliki potensi dibangun rumah pohon diantaranya adalah di Bangka Belitung, Cemara Jambi, Sulawesi dan di Irian Jaya. Sebenarnya rumah pohon ini bisa juga dibangun di daerah perkotaan. Akan tetapi sangat disayangkan jika semua pohon ditebang kemudian dibuat rumah. Masalah yang akan terjadi jika dibangun di perumahan-perumahan adalah menyebabkan rusaknya sistem tatanan kota serta menjadikan kota lebih sumpek udaranya.
Kayu yang digunakan untuk pembuatan rumah pohon ini juga tidak sembarangan. Yaitu kayu yang kuat dan tidak mudah patah, seperti kayu jati, sengon laut dan mangrove spesies Ceriops decandra, Ceriops tagal, Heritiera littoralis, Xylocarpus sp. Untuk pemakaian serta seberapa lamanya rumah pohon ini akan bertahan adalah tergantung pada kualitas kayu yang digunakan. Dan rata-rata berumur 15-20 tahun untuk renovasi jika kayu yang digunakan adalah kayu bagus.
Jadi, kesimpulan yang didapatkan adalah rumah pohon sangat efektif digunakan sebagai sarana pembelajaran di daerah yang terpencil yang sangat asing dari keramaian serta daerah yang sulit didapatkan transportasi. Dan juga dapat dibuat didaerah yang sempit lahan akan tetapi memiliki kualitas pohon yang bagus. Sehingga, saran yang diajukan kepada pemerintah adalah supaya menggunakan potensi rumah pohon sebagai sarana pembelajaran serta dapat mengoptimalkan serta meratakan kualitas pendidikan bagi bangsa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar