Garuk-garuk
kepala, kukur-kukur keyboard, nyambi ngelus-elus dada.!!
Sabar, mungkin itu senantiasa menenangkan hati
Sabar, mungkin itu senantiasa menenangkan hati
Syukur
karena saya masih bisa bermimpi hingga saat ini
Ikhtiar,
itulah yang sedang dilakukan perlahan tetapi pasti
dan
inilah sebuah Strategi
Tahun
2009 lalu, disitulah saya resmi menjadi seorang mahasiswa
Ya mahasiswa, tapi sayangnya bukan mahasiswa kedokteran ataupun mahasiswa teknik
HANYA seorang mahasiswa biologi dan saya tidak tahu mau jadi apa saya nanti
Ya mahasiswa, tapi sayangnya bukan mahasiswa kedokteran ataupun mahasiswa teknik
HANYA seorang mahasiswa biologi dan saya tidak tahu mau jadi apa saya nanti
Hah,
tidak penting memikirkan itu.!
yang pasti saya tidak mau MATI KONYOL menjadi mahasiswa yang SIA-SIA dan TIDAK BERGUNA
yang pasti saya tidak mau MATI KONYOL menjadi mahasiswa yang SIA-SIA dan TIDAK BERGUNA
Jujur
saja, saya BUKAN seorang yang hobi membaca atau bahkan menikmati tulisan2
seperti sastrawan.
Saya hanya seorang penikmat alam yang asli dari desa dan harus menginjakkan kaki di kota
Saya hanya seorang penikmat alam yang asli dari desa dan harus menginjakkan kaki di kota
Menikmati
kota hanya sebagai tempat menimba ilmu dan jajan
karena
kami di desa tak punya sekolah tinggi, tak punya mall tak ada supermarket
Dari
Barat menuju Timur saya mencari JATI DIRI seorang mahasiswa Biologi
Sesampai di Timur, ku mencari-cari apa yang ingin kucari namun tak ku temui
Sesampai di Timur, ku mencari-cari apa yang ingin kucari namun tak ku temui
Ku
putuskan pergi dari Timur menuju ke lebih Timur lagi dan aku mulai
bermimpi-mimpi
pada
akhirnya dari Timur kembali ke Barat disitulah aku harus benar-benar mengabdi
2009...
aku masih seperti debu yang terbang entah berantah kemana angin berhempas
2009...
aku masih seperti debu yang terbang entah berantah kemana angin berhempas
langit-langit
tak berhias bintang disitulah hidup bagai tak punya impian
kemudian
dipakaikanlah seragam kuning-kuning bagai pasukan tahi yang mengambang terus
mengikuti aliran air
petir-petir
menyambar dari toa-toa yang hidup dan rakus makan orang
aku
hendak mengatakan toa itu luar biasa, sungguh luar biasa
toa-toa
hidup itu justru mampu membuat ku BERMIMPI di sudut kota yang tak berbintang
aku
punya MIMPI BESAR tuan dan nyonya toa
aku baru
sadar
ternyata
SERPIHAN MIMPI ini bisa menjadi BOM ATOM yang luar biasa
dan ini
sekumpulan MIMPI yang akan terus ku rakit hingga SEMPURNA
mimpi
itu menghampiriku
dia
mulai meracuni pikiran ku, menggerakkan jari jemari agar menulis diatas
keyboard
dilandasi
hati yang tulus untuk sebuah kepedulian
dan...
ku mulai
merangkai dengan kalimat-kalimat sederhana
mengandalkanan
segala sesuatunya kepada Mbah Google
akhirnya
jadilah mimpi-mimpi itu tertuang menjadi 10 halaman
Yaaa...
RUMAH
POHON (TREEHOUSE) SEBAGAI GUDANG
ILMU DAN SARANA PENDIDIKAN NON FORMAL BAGI ANAK PEDALAMAN
terwujud
dalam bentuk serpihan tulisan bersama Roksun Nasikhin & Indah Fajar
tapi
sayang sekali
MIMPI
ITU SANGAT SINGKAT
Indahnya
dunia ketika penuh dengan bintang
Berwarnanya
hidup jika dihiasi dengan mimpi
bukan...
ini bukan mimpi buruk
berarti
mimpi ini harus ku lanjutkan
Menutup
mata
...dan
mencoba melanjutkan mimpi di tahun 2010
Haha...
aku mulai sedikit gila
Mimpi
dari Timur ingin ku bawa Ke Barat
kembali
pada tulisan lagi
mengajak
para senior wanita, Iska Desmawati, Anindyah dan saudara perempuan Citra Fitrie
Riany
ingin ku
Mewujudkan mimpi itu jadi sebuah istana untuk anak pedalaman
RUMPON
(Rumah Pohon) Sebagai Sarana Pendidikan Non Formal
Siswa
Sekolah Dasar di Desa Pendoworejo, Girimulyo, Kulon Progo
tapi
sayangnya, istana itu tak terwujud
tidak
ada kesedihan yang dirasakan,,, tapi aku mau bilang HIDUP adalah PERJUANGAN
hampa
dan sangaaaat hampa
dua
tahun tangan ini tak banyak menyentuh keyboard
sebuah
pena menjadi pengganggu kemesraan jari-jemari ku sebagai pemijat keyboard
tanganku
mulai gatal
netbook
mulai rindu dengan pijatan ku
akhirnya
tulisan demi tulisan mampu bercerita
serpihan-serpihan
mimpi itu datang kembali
Alhamdulillah
Tuhan
membawa jemari ku kembali menjadi seorang penari keyboard
ditahun
2011 itulah serpihan mimpi kembali ku rakit
ingin ku melihat sebuah istana megah berada di sebuah pedalaman
Pedalaman
Pedalaman Pedalaman
Cendrawasih
Cendrawasih Cendrawasih
terbersit
kata PAPUA menjadi Topik utama
Yaa dan
benar, saya menuliskan mimpi untuk papua
kepedulian
untuk anak pedalaman
dan
secuil ilmu untuk melindungi Cendrawasih
Subhanallah...
RUPO-SEPUA
itu wujud mimpi ku yang pertama bersama Amar Muhammad dan Wildan Cahyo
Wuriyanto
Rupo-Sepua (Rumah Pohon, Sekolah Papua)
Sebagai Sarana Pengenalan Pendidikan Lingkungan Hidup dan Perpustakaan Alam
Bagi Anak Pedalaman di Kampung Klamit Distrik Sawiat Kabupaten Sorong Selatan,
Papua Barat
Entahlah
sekarang bagaimana kondisinya
karena
ketidakmampuan ku
aku
hanya berdoa
semoga
ilmu yang pernah kusampaikan disana melekat pada jiwa-jiwa anak pedalaman itu
"Amin"
"Amin"
tahun
berikutnya....
semangat
tingkat tinggi, tapi IKHTIAR tingkat rendah
REE-OUSE
(Rumah Mangrove Rhizophora) Sebagai Sarana Pendidikan Lingkungan Hidup Bagi
Anak Pesisir di Desa Golomori, Manggarai Barat, Flores.
Istana
mangrove untuk anak pesisir ini tak dapat terwujud
hanya
ucapan terimakasih kepada Dadang H.Mustofa, Citra Fitrie Riany, Muhammad Ali
Sofani dan Hengki Setiawan atas kerjasamanya
Tulisan
demi tulisan
bagaikan
serpihan mimpi-mimpi yang tersebar
sudah
terlalu lama mimpi itu menggantung
dan tak
kan ku biarkan mimpi itu mati di tiang pancung
dengan
asa dan menganggapnya sebuah cita-cita
maka
mimpi itu harus terwujud
beberapa
waktu lalu aku mengenal si lawan jenis
ku pikir
mimpi-mimpi itu bisa ku buat indah bersamanya
membuat
istana kayu untuk anak-anak tetangga
menyebarkan
ilmu, teknologi dan agama
karena
sabda Nabi "ilmu bermanfaat adalah tabungan untuk akhirat"
namun
sayang, sepertinya kami tak bisa bersama
entah
karena takdir atau karena saya sudah lelah berusaha
pada
akhirnya, hanya satu yang ku punya
#BAPAK
inilah
curhat ku padamu
maaf,
anak2mu tak bisa lagi mewarisi pekerjaan itu
hanya
sebuah #semangat itulah warisan besar dari mu
dan...
hanya ada seonggok tumpukan batu
TOBONG
pada jaman mu adalah tempat pembakaran labur "gamping" bahan bangunan
yang itulah sebenarnya kantor kerja beliau
tepat di sebelah barat gubuk joglo
namun kini seperti sebuah museum purba
aku pun tak tega membiarkannya tak berguna
tepat di sebelah barat gubuk joglo
namun kini seperti sebuah museum purba
aku pun tak tega membiarkannya tak berguna
kini aku
menginginkan TOBONG itu #BAPAK
di
TOBONG ini...
ingin ku
jadikan sebagai pembakar semangat para generasi muda
aku
ingin TOBONG itu....
menjadi sebuah istana kecil yang menjadi pusat belajar bagi anak-anak, cucu-cucu hingga buyut-buyut mu bahkan anak-anak atau cucu-cucu tetangga mu
menjadi sebuah istana kecil yang menjadi pusat belajar bagi anak-anak, cucu-cucu hingga buyut-buyut mu bahkan anak-anak atau cucu-cucu tetangga mu
ingin ku namai TOBONG
GEBLEK yang berarti pembakar semangat GEBLEK (Generasi Berilmu Lingkungan dan
Teknologi)
terima kasih #BAPAK
#BAPAK, sebenarnya kami rindu kehadiran mu
karena #BAPAK telah meninggalkan kami hampir 5 tahun ini
semoga kiriman doa dari anak-anak mu menjadi teman setia di alam kubur
karena #BAPAK telah meninggalkan kami hampir 5 tahun ini
semoga kiriman doa dari anak-anak mu menjadi teman setia di alam kubur